Rabu, 04 Januari 2012

Asal dari daerah Wisata Kiamat di Meksiko

 
     Pemerintah Meksiko memanfaatkan kepanikan sebagian orang yang beranggapan bahwa kiamat akan terjadi pata tanggal 21 Desember 2012 untuk menarik wisatawan. Tanggal 21 Desember 2012 merupakan hari yang dianggap oleh suku Maya sebagai hari kiamat. Sebaba pada tanggal tersebut merupakan akhir dari sistem penaggalan kalender yang mereka miliki sejak beribu tahun yang lampau. Kepanikan yang muncul akan kiamat justru secara cerdik dimanfaatkan oleh pemerintah Meksiko, tempat suku Maya berasal, untuk menarik wisatawan berkunjung ke negara tersebut. 
    Dalam hal ini, pemerintah Meksiko sendiri telah memasang target kedatangan 52 juta turis yang akan membanjiri lima negara bagian Meksiko yaitu : Chiapas, Yucatan, Quintana Roo, Tabasco, dan Campache untuk selama 12 bulan ke depan. Hal ini merupakan bagian dari strategi kampanye pariwisata yang dicanangkan oleh Presiden Meksiko Felipe Calderon untuk mempromosikan Meksiko sebagai destinasi wisata yang unik dengan puncaknya 'menyambut' kiamat.

Beberapa kota yang telah di persiapkan oleh pemerintah Meksiko untuk menyambut datangnya hari kiamat adalah :

Tapachula
   Kota ini terletak di perbatasan Meksiko dan Guatemala. Pihak pemerintah daerah setempat telah memasang sebuah jam digital setinggi 2,5 meter untuk menghitung mundur menuju 21 Desember 2012. Jam ini sendiri telah memulai penghitungan mundurnya mulai tanggal 21 Desember 2011 yang lalu. 

Cancun dan Playa del Carmen
     Kota yang berada di tepi pantai ini menawarkan kepada para turis sebuah botol berisi sebuah surat atau foto yang dapat dikubur selama 50 tahun. Terdapat pula, pusat seremonial menyambut kiamat seperti reruntuhan Tulum, Palenque, dan Chichen yang dipersiapkan untuk menampung ribuan wisatawan yang ingin menjadi saksi sejarah kiamat.

Merida, Yucatan
     Sebuah museum tentang suku Maya telah dipersiapkan oleh pemerintah Meksiko yang akan dibuka pada bulan Juni 2012. Pemerintah daerah Yucatan sendiri mengeluarkan dana sebesar 30 juta dollar untuk membangun museum ini, yang menjadi tempat bagi sekitar 750.000 artefak suku Maya.

Xunantunich, Cayo, Belize
   Kalangan agen wisata banyak menganjurkan kota Cayo untuk menjadi destinasi yang wajib dikunjungi terutama pada 21 Desember 2012. Situs sejarah Xunantunich akan menyelenggarakan sebuah festival dan konser yang cukup besar diatas reruntuhan.

Calakmul Reserve, Campeche
    Kota ini, dulunya merupakan salah satu kota pusat peradaban suku Maya. Pembangunan sebuah hotel telah dimulai oleh pemerintah Meksiko di situs arkeologi Calakmul di Campeche, yang dikhususkan untuk wisatawan mancanegara yang menyenangi wisata sejarah dan kebudayaan kuno.

Tahukah anda nama asli Ki Hajar Dewantara?



Lahir dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, Ki Hajar Dewantara terlahir dalam keluarga kraton Yogyakarta. Sebagai golongan ningrat, Ki Hajar Dewantara memperoleh hak untuk mengenyam pendidikan yang layak dari kolonial Belanda. Setelah menamatkan ELS (Sekolah Dasar Belanda), beliau meneruskan pelajarannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), sayang sekali lantaran menderita sakit, ia tidak bisa meneruskan pendidikannya di STOVIA.

Berjuang Lewat Tulisan
Tak berhasil menyelesaikan pendidikannya di STOVIA, tak membuat Ki Hajar Dewantara vakum, beliaupun mulai menulis untuk beberapa surat kabar sebagai wartawan muda. Selain itu beliau juga aktif di berbagai kegiatan sosial dan politik. Sebagai seorang wartawan tulisan-tulisan beliau dikenal sangat patriotik dan mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya. Tulisan Ki Hajar Dewantara yang terkenal anatarlain "Seandainya Aku Seorang Belanda" (judul asli: Als ik eens Nederlander was), dimuat dalam surat kabar de Expres milik Dr. Douwes Dekker, tahun 1913. Artikel ini ditulis sebagai protes atas rencana pemerintah Belanda untuk mengumpulkan sumbangan dari Hindia Belanda (Indonesia), yang saat itu masih belum merdeka, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis.

Masa Pengasingan
Sindiran Ki Hajar Dewantara melalui tulisan-tulisannya di beberapa surat kabar menyulut kemarahan Belanda, puncaknya Gubernur Jendral Idenburg memerintahkan agar Ki Hajar Dewantara di asingkan ke Pulau Bangka tanpa proses peradilan terlebih dahulu. Atas permintaan kedua rekannya yang juga mengalami hukuman pengasingan yaitu dr. Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo, pengasingan mereka dilaihkan ke negeri Belanda. Masa pembuangan di negeri Belanda tersebut tidak disia-siakan oleh KI Hajar Dewantara untuk mendalami bidang pendidikan dan pengajaran, hingga akhirnya memperoleh sertifikat Europeesche Akte.

Perguruan Nasional Taman Siswa
Sekembalinya ke tanah air pada tahun 1918, Ki Hajar Dewantara mencurahkan perhatiannya di bidang pendidikan sebagai salah satu bentuk perjuangan meraih kemerdekaan. Bersama rekan-rekan seperjuangannya lainnya, Ki Hajar mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau lebih dikenal dengan Perguruan Nasional Tamansiswa pada 3 Juli 1922. Taman Siswa merupakan sebuah perguruan yang bercorak nasional yang menekankan rasa kebangsaan dan cinta tanah air serta semangat berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Perjuangan Ki Hajar Dewantara tak hanya melalui Taman siswa, sebagai penulis, Ki Hajar Dewantara tetap produktif menulis untuk berbagai surat kabar. Hanya saja kali ini tulisannya tidak bernuansa politik, namun beralih ke bidang pendidikan dan kebudayaan. Tulisan KI Hajar Dewantara berisi konsep-konsep pendidikan dan kebudayaan yang berwawasan kebangsaan. Melalui konsep-konsep itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.

Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Dalam perjuangannya terhadap pendidikan bangsanya, Ki Hajar Dewantara mempunyai Semboyan yaitu tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan kita, terutama di sekolah-sekolah Taman Siswa.

Pahlawan Pendidikan Indonesia 
Di Usia nya yang genap 40 tahun, Ki Hajar Dewantara mencabut gelar kebangsawanannya dan mengganti nama aslinya Raden Mas Soewardi Soerjaningrat menjadi Ki Hadjar Dewantara. Hal ini dimaksudkan agar beliau dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hati. Pada masa pendudukan Jepang, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai salah satu pimpinan pada organisasi Putera bersama-sama dengan Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur. Dimasa kemerdekaan Ki Hajar Dewantara dingkat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Perjuangan Ki Hajar Dewantara terhadap pendidikan Indonesia membuat beliau layak di anugerahi gelar pahlawan pendidikan Indonesia. Tak berlebihan pula jika tanggal lahir beliau, 2 Mei diperingati sebagai hari pendidikan Nasional untuk mengenang dan sebagai penyemangat bagi kita untuk meneruskan prakarsa dan pemikiran-pemikiran beliau terhadap pendidikan Indonesia.












Asal Mula Nama Daerah Surabaya

    
      Dalam melihat asal mula penamaan dari daerah Surabaya, setidaknya ada tiga keterangan tentang asal muasal dari nama Surabaya. Keterangan pertama menyebutkan, nama Surabaya awalnya adalah Churabaya yang berarti desa tempat menyeberang di tepian Sungai Brantas. Hal itu tercantum dalam prasasti Trowulan I tahun 1358 Masehi. Nama Surabaya juga tercantum dalam Pujasastra Negara Kertagama yang ditulis Mpu Prapanca. Dalam tulisan itu Surabaya (Surabhaya) tercantum dalam pujasastra tentang perjalanan pesiar pada tahun 1365 yang dilakukan Hayam Wuruk, Raja Majapahit. Namun Surabaya sendiri diyakini oleh para ahli telah ada pada tahun-tahun sebelum prasasti-prasasti tersebut dibuat. Seorang peneliti Belanda, GH Von Faber dalam karyanya En Werd Een Stad Geboren (Telah Lahir Sebuah Kota) membuat hipotesis, Surabaya didirikan Raja Kertanegara tahun 1275, sebagai pemukiman baru bagi para prajuritnya yang telah berhasil menumpas pemberontakan Kemuruhan tahun 1270 M.                    
         Dalam versi berikutnya, nama Surabaya sangat berkait erat dengan cerita tentang perkelahian hidup dan mati antara Adipati Jayengrono dan Sawunggaling. Konon, setelah mengalahkan tentara Tartar (Mongol), Raden Wijaya yang merupakan raja pertama Majapahit, mendirikan kraton di Ujung Galuh, sekarang kawasan pelabuhan Tanjung Perak, dan menempatkan Adipati Jayengrono untuk memimpin daerah itu. Lama-lama Jayengrono makin kuat dan mandiri karena menguasai ilmu Buaya, sehingga mengancam kedaulatan Majapahit. Untuk menaklukkan Jayengrono, diutuslah Sawunggaling yang menguasai ilmu Sura. Adu kesaktian dilakukan di pinggir Sungai Kalimas dekat Paneleh. Perkelahian adu kesaktian itu berlangsung tujuh hari tujuh malam dan berakhir tragis, keduanya meninggal kehabisan tenaga.
    Dalam versi lainnya lagi (Versi yang ketiga), kata Surabaya muncul dari mitos pertempuran antara ikan Suro (Sura) dan Boyo (Baya atau Buaya), perlambang perjuangan antara darat dan laut. Penggambaran pertarungan itu terdapat dalam monumen suro dan boyo yang ada dekat kebun binatang di Jalan Setail Surabaya. 
     Versi terakhir sekaligus yang berdasarkan dengan ketentuan yang pasti, dikeluarkan pada tahun 1975, ketika Walikota Subaya Soeparno menetapkan tanggal 31 Mei 1293 sebagai hari jadi Kota Surabaya. Ini berarti pada tahun 2005 Surabaya sudah berusia 712 tahun. Penetapan itu berdasar kesepakatan sekelompok sejarawan yang dibentuk pemerintah kota bahwa nama Surabaya berasal dari kata sura ing bhaya yang berarti keberanian menghadapi bahaya.
sumber:  http://dongeng.org/cerita-rakyat/nusantara/asal-nama-kota-surabaya.html
 

Tentang Nama

Nama merupakan suatu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa rasakan begitu pentingnya suatu nama karena tanpa nama kita tidak mungkin akan mengenal suatu benda atau binatang tertentu, bahkan teman atau keluarga kita sendiri.. coba lihat contoh foto diatas, tentu semua orang menilai bahwa foto tersebut adalah dua orang dengan usia yang berbeda.. darimana penilaian tersebut? yang pertama tentu dari uban di rambut? "nah dari situ saja kita sudah menemuka nama "uban" dan rambut" darimana nama tersebut berasal dan siapa yang pertama kali menciptakannya? saya rasa tidak ada yang tahu pasti.. dengan demikian dapat di simpulkan bahwa nama itu merupakan bagian terpenting dalam hidup kita.. terimakasih.